Selasa, 28 Juni 2011

Perubahan Fisiologi Pada Masa Kehamilan

Wanita yang sedang hamil mengalami perubahan fisiologis pada kulitnya. Beberapa kondisi yang biasanya terdapat pada wanita hamil yaitu garis kehamilan di kulit, chloasma, peningkatan munculnya jerawat, dan pertumbuhan rambut di kulit. Garis kehamilan atau biasa disebut striae gravidarum merupakan salah satu efek dari peningkatan kadar Melanocyte stimulating hormone yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada kulit terutama deposit pigmen dan hiperpigmentasi. Salah satunya adalah striae gravidarum yang merupakan lesi memanjang berwarna merah yang pigmentasinya menghilang di akhir persalinan. Terjadinya striae gravidarum mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor. Peningkatan hormon dan regangan kulit karena disrupsi jaringan kolagen dan elastin dermis saat uterus semakin membesar merupakan dua faktor yang menyebabkan munculnya striae gravidarum. Chloasma (melasma) sering dikenal dengan topeng kehamilan karena menimbulkan pigmentasi kulit muka terutama di sekitar pipi. Melasma berkaitan dengan perubahan hormonal karena muncul pada sebagian besar ibu pada masa hamil. Bila setelah persalinan hilang, maka kemungkinan terbesar penyebabnya adalah perubahan hormon. Jerawat merupakan problem yang dipicu oleh kondisi fluktuatif hormon. Selama hamil, hormon androgen akan meningkat yang menimbulkan aktifnya kelenjar minyak yang menimbulkan deposit sebum yang menutup pintu keluar kelenjar sehingga muncul komedo. Gangguan jerawat semasa hamil perlu dicermati, terutama untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. Sebagian wanita hamil pada tiga bulan pertama setelah persalinan akan mengalami kerontokan dan sebagian akan kembali seperti semula. Selain itu beberapa wanita akan mengalami pertumbuhan rambut seperti pada pria seperti di dagu, di atas bibir yang disebabkan karena perubahan hormon yang biasanya akan kembali semula setelah enam bulan persalinan.